وَالْوَلِيمَةُ طَعَامُ الْعُرْسِ أَوْ كُلُّ طَعَامٍ صُنِعَ لِدَعْوَةٍ وَغَيْرِهَا .
“Walimah ialah makanan pesta perkawinan atau setiap makanan
yang dihidangkan untuk undangan (pesta) dan yang lainnya". (Tuhfah al-Muhtaaj
31/373)
عن أنس: أن رسول الله صلى الله عليه وسلّم رأى على عبد الرحمن أثر صفرة وقال: «ما هذا؟» فقال: يا رسول الله تزوجت امرأة على وزن نواة من ذهب. فقال النبي صلى الله عليه وسلّم «بارك الله لك أولم ولو بشاة.
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melihat bekas kekuningan pada Abdurrahman
Ibnu Auf. Lalu beliau bersabda: "Apa ini?". Ia berkata: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku telah menikahi seorang perempuan dengan maskawin
senilai satu biji emas. Beliau bersabda: "Semoga Allah memberkahimu,
selenggarakanlah walimah walaupun hanya dengan seekor kambing." (Shohih
Bukhori XVII/233).
Tafsir al Tsa'labi I/578
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورِ ابْنِ صَفِيَّةَ عَنْ أُمِّهِ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ قَالَتْ أَوْلَمَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى بَعْضِ نِسَائِهِ بِمُدَّيْنِ مِنْ شَعِيرٍ
“Nabi SAW Menyelenggarakan walimah kepada sebagian
isterinya dengan dua mud gandum” (Shohih Bukhori XVII/578).
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ عَنْ عَبْدِ الْوَارِثِ عَنْ شُعَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم أَعْتَقَ صَفِيَّةَ ، وَتَزَوَّجَهَا وَجَعَلَ عِتْقَهَا صَدَاقَهَا ، وَأَوْلَمَ عَلَيْهَا بِحَيْسٍ .
“Bahwa Rasulullah saw telah memerdekakan Shofiyah dan
menjadikan kemerdekaannya sebagai maskawinnya dan beliau menyelenggarakan
resepsi atas Shofiyah dengan Bubur Haisah (Shohih Bukhori XVII/259).
أنسَ بنَ مَالِكٍ رضي الله عنه يقولُ: أَقَامَ رسولُ الله بينَ خَيْبَرَ والمدينةِ ثلاثَ ليالٍ يُبْنَى عليهِ بِصَفِيَّةَ، فدعوتُ المسلمينَ إلى وليمةِ رسولِ الله ما كانَ فِيْهَا خبزٌ ولا لحمٌ، وما كانَ إلاَّ أَنْ أَمَرَ بالأَنْطَاعِ فَبُسِطَتْ وأَلْقَى عَلَيْهَا التَّمْرَ والأَقِطَ والسَّمْنَ
Sahabat Anas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah berdiam selama tiga malam di daerah antara Khaibar dan Madinah untuk
bermalam bersama Shafiyyah (istri baru). Lalu aku mengundang kaum muslimin
menghadiri walimahnya. Dalam walimah itu tak ada roti dan daging. Yang ada
ialah beliau menyuruh membentangkan tikar kulit. Lalu ia dibentangkan dan di
atasnya diletakkan buah kurma, susu kering, dan samin (Sunan al Kubra lil
Baihaqie juz 11 halaman 57).
Sesuai dengan keterangan hadits-hadits diatas maka tidak
ada ketentuan dalam menyelenggarakan sebuah acara walimah karena dalam satu riwayat
Nabi menganjurkan memotong kambing, diriwayat lain memakai dua mud gandum, buah
kurma, susu kering, saminbahkan dengan memakai masakan bubur.
Karenanya para Ulama fuqaha khusus dalam masalah walimah
memberikan kesimpulan :
وأقلها للمتمكن شاة ولغيره ما قدر عليه قال النشائي والمراد أقل الكمال شاة لقول التنبيه وبأي شئ أولم من الطعام جاز وهو يشمل المأكول والمشروب الذي يعمل في حال العقد من سكر وغيره اه.
Paling sedikitnya dalam acara walimah bagi yang mampu
melaksanakannya/memiliki pengaruh adalah seekor kambing dan bagi lainnya
sebatas kemampuannya, yang dimaksud dengan kata paling sedikitnya adalah paling
sedikitnya kesempurnaan sesuati keterangan ‘at-Tanbih’ dan dengan makanan
apapun yang ia gunakan sebagai walimah diperbolehkan baik berupa makanan, minuman
yang dihidangkan saat akad perkawinan seperti gula dan lainnya (Hawaasyi
as-Syarwaani VII/425 ).
Dalam kitab Fat-hul Bari juga diterangkan:
ويستفاد من السياق طلب تكثير الوليمة لمن يقدر
Wallaahu A'lam
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/268763963146419/
Ust. Masaji
Posting Komentar